Jejak Pramuka – Gerakan Pramuka, atau dikenal dengan nama Scouting Movement secara global, berawal dari gagasan visioner seorang perwira Angkatan Darat Inggris bernama Robert Baden-Powell. Pada awal abad ke-20, ia menyusun panduan kepanduan berdasarkan pengalamannya di militer, yang kemudian menjadi fondasi dari gerakan pramuka. Buku pertamanya, Scouting for Boys, diterbitkan pada tahun 1908 dan segera menjadi panduan yang digunakan oleh para remaja di berbagai belahan dunia untuk belajar keterampilan hidup, kepemimpinan, dan kebersamaan.
Ide dasar Baden-Powell adalah menciptakan kegiatan pendidikan nonformal yang mendukung perkembangan karakter anak-anak dan remaja. Untuk menguji konsep ini, ia mengadakan perkemahan pertama di Pulau Brownsea, Inggris, pada tahun 1907, yang dihadiri oleh 20 anak laki-laki dari berbagai latar belakang. Kesuksesan perkemahan ini menandai dimulainya gerakan pramuka sebagai sebuah organisasi yang terstruktur.
Gerakan ini dengan cepat menyebar ke berbagai negara. Pada tahun 1910, Gerakan Pramuka resmi berdiri di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, diikuti oleh banyak negara lain. Konsep universal yang menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, kebersamaan, dan keberanian menjadikan gerakan ini mudah diterima di seluruh dunia, tanpa memandang perbedaan budaya.
Di Indonesia, cikal bakal gerakan pramuka dimulai pada masa penjajahan Belanda dengan nama Padvinderij. Organisasi ini didirikan oleh kaum pribumi sebagai bentuk perlawanan budaya terhadap penjajah. Salah satu tokoh penting dalam sejarah pramuka Indonesia adalah K.H. Agus Salim, yang memperjuangkan agar kegiatan kepanduan menjadi sarana pembinaan karakter generasi muda Indonesia.
Pasca kemerdekaan, Presiden Soekarno memandang perlunya penggabungan organisasi-organisasi kepanduan yang saat itu terpecah-pecah menjadi satu wadah nasional. Pada tanggal 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka Indonesia secara resmi didirikan melalui Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961. Tanggal tersebut kini diperingati sebagai Hari Pramuka di Indonesia.
Gerakan Pramuka di Indonesia terus berkembang pesat sebagai bagian dari pendidikan nonformal yang mendukung pembangunan karakter bangsa. Dengan moto “Selalu Siap” dan prinsip dasar Trisatya serta Dasa Dharma, pramuka menjadi sarana pembelajaran yang inklusif bagi anak-anak dan remaja dari berbagai latar belakang.
Hingga kini, Gerakan Pramuka tetap relevan dalam membentuk generasi muda yang tangguh, mandiri, dan berintegritas. Baik di tingkat lokal maupun global, pramuka berperan penting dalam menciptakan pemimpin masa depan yang peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya.[JP-Red]