Grand Camping SMAK Karitas 3 Surabaya: Latihan Kepramukaan yang Mengasah Karakter di Alam Terbuka

Trawas, Mojokerto — Sebanyak 116 peserta yang terdiri dari 93 peserta didik kelas XI dan 23 pembina pendamping dari Gugusdepan SMAK Karitas 3 Surabaya ambil bagian dalam kegiatan Grand Camping yang digelar di Bumi Perkemahan Wana Wisata Air Terjun Dlundung, Trawas, Mojokerto pada 17–18 Juni 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari metode pelatihan kepramukaan yang dirancang untuk membentuk karakter, kedisiplinan, dan kepemimpinan melalui pengalaman langsung di alam terbuka.

Mengusung semangat belajar dari alam, para anggota Pramuka dari Ambalan Yos Sudarso dan Ambalan Martha Christina Tiahahu menjalani serangkaian kegiatan yang menantang fisik dan mental. Meskipun cuaca sempat diguyur hujan, antusiasme dan semangat para peserta tidak surut sedikit pun.

Kak Seger Widodo, S.Pd, selaku Kamabigus yang turut hadir mendampingi, menyampaikan harapannya agar para peserta didik mampu memetik nilai-nilai penting dari kegiatan ini.

“Kami berharap mereka belajar tentang keberagaman, toleransi, kedisiplinan, serta komunikasi yang baik di alam terbuka. Justru karena hujan inilah karakter dan mental mereka diuji. Mereka belajar mengambil keputusan taktis dan cepat, sambil tetap memperhitungkan manajemen risiko,” ungkap beliau.

Salah satu peserta, Kak Feivel, mengungkapkan pengalamannya mengikuti kegiatan ini.

“Asyik, meskipun menguras tenaga. Banyak kejadian di luar dugaan. Kadang sempat bingung, tapi itu justru mengajarkan untuk tanggap situasi. Seru banget dan penuh pengalaman baru,” ujarnya penuh semangat.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Baden Powell dalam buku Rovering to Success, kehidupan itu seperti mendayung perahu melewati batu karang menuju pantai kebahagiaan. Perjalanan itu penuh tantangan, namun justru di situlah seseorang ditempa.

Hal ini selaras dengan pengalaman peserta Grand Camping di Wana Wisata Dlundung, yang tidak hanya diuji secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional. Hujan deras yang mengguyur perkemahan bukanlah halangan, melainkan bagian dari pelatihan hidup untuk terus maju, berpikir taktis, serta melatih daya lenting (resilience) dalam situasi yang tidak ideal.

Lebih dari sekadar berkemah, kegiatan ini adalah bentuk nyata dari proses rovering yang dimaksud oleh Baden Powell — yaitu pencarian jati diri dan arah hidup melalui pengalaman langsung di alam terbuka. Dalam suasana yang serba terbatas, para penegak belajar mengenal diri, belajar bertahan, bekerja sama, dan membuat keputusan di tengah tekanan.

Kegiatan ini menjadi momen pembentukan karakter yang otentik, karena seperti pesan Baden Powell, “Success in life depends not on what we have, but on what we are.” Dan di tengah tenda basah, dingin malam, serta tugas regu yang harus dijalankan, peserta menemukan bahwa menjadi pribadi tangguh dimulai dari berani menghadapi tantangan kecil dengan semangat besar.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelatihan di alam terbuka bukan sekadar berkemah, melainkan wadah efektif dalam membentuk karakter generasi muda. Di alam, seseorang akan menampilkan jati dirinya yang sesungguhnya — saat menghadapi ketidakpastian, bekerja sama dalam tim, dan berpikir cepat di tengah keterbatasan.[JP-Red]

— Kontributor Berita :  M Ibnu – Pembina Satuan Pramuka SMAK Karitas 3 Surabaya; —

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *