Hidup Sederhana, Hati Bahagia: Pelajaran Berharga dari Perkemahan

Jejak Pramuka – Ada satu pelajaran berharga yang hampir selalu kita rasakan saat mengikuti perkemahan pramuka: hidup terasa lebih ringan. Bukan karena semuanya serba ada, justru karena kita hanya membawa apa yang benar-benar dibutuhkan. Sebuah ransel, isinya terbatas. Dan dari keterbatasan itulah, kita belajar memilih.

Di perkemahan, tidak ada lemari penuh pakaian, tidak ada pilihan makanan berlebihan, tidak ada ruang untuk membawa ego. Yang ada hanyalah cukup. Anehnya, justru di situlah banyak orang merasa lebih tenang, lebih fokus, dan lebih bahagia. Pramuka mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak selalu lahir dari kelimpahan, tetapi dari kesadaran akan apa yang perlu dan apa yang bisa ditinggalkan.

Filosofi ransel pramuka sejatinya sangat relevan dengan kehidupan hari ini. Di tengah gaya hidup serba cepat dan konsumtif, banyak orang kelelahan bukan karena kurang, tetapi karena kebanyakan. Terlalu banyak keinginan, terlalu banyak tuntutan, terlalu banyak pembanding. Pramuka sejak awal melatih kita untuk mengendalikan diri, bukan dikendalikan oleh keadaan.

Kesederhanaan dalam pramuka bukan berarti kekurangan, melainkan kecakapan mengelola diri. Kita diajarkan memasak dengan alat seadanya, tidur beralaskan tanah, dan tetap menjaga sikap serta keceriaan. Nilai ini jika dibawa ke dalam keluarga, akan melahirkan rumah yang hangat, tidak gaduh oleh ambisi, dan tidak rapuh oleh gengsi.

Dalam keluarga, hidup sederhana berarti tahu kapan berkata cukup. Cukup dalam belanja, cukup dalam tuntutan, cukup dalam membandingkan diri dengan orang lain. Orang tua yang hidup sederhana akan lebih mudah menghadirkan ketenangan bagi anak-anaknya. Anak yang tumbuh dalam kesederhanaan akan lebih tangguh menghadapi kehidupan.

Pramuka tidak pernah mengajarkan kita untuk menolak kemajuan. Namun pramuka selalu menekankan satu hal penting: kendalikan kebutuhanmu, sebelum kebutuhan itu mengendalikanmu. Kesederhanaan adalah bentuk kecerdasan emosional, sekaligus latihan spiritual yang diam-diam membentuk karakter kuat.

Barangkali, sesekali kita perlu “berkemah” dalam hidup. Mengurangi yang tidak perlu, merapikan yang berlebihan, dan kembali pada hal-hal mendasar: keluarga, kebersamaan, dan rasa syukur. Karena sering kali, hidup yang sederhana justru membuat hati terasa paling bahagia.[JP-Red]

Tentang Penulis : Uays Hasyim, SE., MM., CT.HLC., CPS., CSE – (Kepala Pusat Informasi Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sidoarjo, Purna Sekretaris Umum DKC Sidoarjo 1997 – 2000, Purna Ketua DKC Sidoarjo 2000 – 2002, Wartawan Pelajar (Kropel) Surabaya Post – 1997, Direktur HOLISTIQ Training 2007 – Sekarang, Pimpinan Redaksi jejakpramuka.com;

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *