Jejak Pramuka – Ledakan semangat dan aura kebersamaan menyelimuti penutupan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD) Kwarda Jawa Timur tahun 2025, (29 Juni – 5 Juli 2025). Bertempat di Pondok Pesantren Darul Ulum Agung, Kota Malang, 64 peserta dari berbagai penjuru daerah hingga luar negeri resmi dinyatakan lulus dengan 100% kelulusan yang membanggakan!
Penutupan berlangsung penuh haru dan semangat, dipimpin langsung oleh Kak Farida, Wakil Kepala Pusdiklatda Argosonya. Ia menyampaikan penutupan dengan nuansa kekeluargaan dan api kepramukaan yang terus menyala dalam dada para peserta.

Dari Malang, Gaungnya Menggema ke Nusantara, bahkan Mancanegara
KPD tahun ini bukan kursus biasa. Selain diikuti peserta dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Timur, juga hadir perwakilan dari Kuala Lumpur, Malaysia, membuktikan bahwa semangat pembinaan ini telah melintasi batas geografis.
“KPD ini bukan hanya regional, tapi sudah menjadi ajang internasional. Sebuah momentum luar biasa,” ujar Kak Endik Iswanto, Kapusdiklatcab Witaraga Kota Malang, disambut riuh gemuruh tepuk tangan peserta dan pelatih.

Puncak rasa bahagia terjadi saat Kak Sunyoto, ketua panitia, mengumumkan bahwa seluruh peserta berhasil menyelesaikan seluruh tahapan dengan gemilang. “Alhamdulillah, semua peserta dinyatakan lulus. Ini adalah hasil dari ketekunan, kerja sama tim, dan semangat juang yang tak pernah padam,” tegasnya.
Ia pun mengajak para lulusan untuk tidak berhenti di sini, tetapi melanjutkan ke jenjang Kursus Pelatih Lanjutan (KPL) sebagai langkah lanjutan dalam dunia kepelatihan.
Menjadi Pelatih adalah Jalan Pengabdian
Dalam pesan penutupnya, Kak Farida menegaskan bahwa menjadi pelatih adalah lebih dari sekadar jabatan, ini adalah panggilan jiwa. “Ilmu yang kalian bawa pulang bukan untuk disimpan, tapi untuk ditanam dan dituai di gugus depan, kwaran, dan kwarcab masing-masing. Teruslah menebar manfaat,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Ia menganalogikan KPD sebagai pohon berbuah lebat, peserta adalah pemetik hasilnya, dan pengabdiannya adalah buah yang akan memberi manfaat jangka panjang bagi Gerakan Pramuka.

Para peserta menerima ijazah sebagai tanda resmi kelulusan dan simbol kesiapan mereka mengemban tanggung jawab sebagai calon pelatih orang dewasa. “Ini bukan titik akhir, melainkan awal dari perjalanan besar kalian,” tandas Kak Farida.
Selama sepekan, para peserta mengikuti pelatihan padat dan berbobot: dari dasar-dasar kepramukaan, pengembangan diri pelatih, praktik kepelatihan dalam dan luar ruangan, hingga manajemen pelatihan yang komprehensif.

Malam-malam mereka pun tak kosong. Ada refleksi, evaluasi, dan malam inagurasi yang megah — menampilkan keberagaman budaya nusantara melalui busana adat dan pertunjukan seni peserta. Semua ini membentuk ikatan kebersamaan yang tak tergantikan.
Pagi hari dimulai dengan “Pagiku Menyapa”, aktivitas rohani, olahraga, dan disiplin pribadi yang membentuk karakter sebagai pendidik sejati. Ditutup dengan forum terbuka yang menjadi ruang menyuarakan ide, kritik, dan semangat perubahan.
Usai penutupan, Kak Endik memberikan pesan yang menggugah jiwa. “Ilmu kalian adalah cahaya. Jangan biarkan padam. Bawalah ke mana pun kalian pergi, dan terus nyalakan semangat untuk membina, melatih, dan mengabdi,” ujarnya penuh ketulusan.

Dengan tepuk tangan yang membahana dan lantunan doa syukur, KPD Jatim 2025 resmi ditutup. Para peserta pulang membawa lebih dari sekadar sertifikat, mereka membawa misi, tanggung jawab, dan semangat untuk menjadi pelatih yang menginspirasi.
Dari Malang, obor semangat KPD menyala ke seluruh penjuru negeri, bahkan dunia. KPD ini bukan sekadar ditutup, tapi telah melahirkan generasi pelatih yang siap menerangi masa depan Pramuka Indonesia.[JP-Red]
— Kontributor Berita : Sutejo – Andalan bidang humas Kwarcab Surabaya; —