Jejak Pramuka – Pagi itu, Kamis (14/8/2025), udara Taman Surya Balai Kota Surabaya terasa berbeda. Dari kejauhan, halaman balai kota sudah dipenuhi warna khas Pramuka, cokelat muda dan cokelat tua, dan hasduk merah putih di lehernya berpadu dengan senyum ceria menandakan momen besar sedang menanti.
Sebanyak 1.380 anggota Pramuka berdiri tegak di bawah langit cerah Surabaya. Mereka bukan sekadar anggota biasa, melainkan calon Pramuka Garuda, predikat tertinggi yang diidamkan setiap Pramuka.

Di antara mereka, ada yang masih duduk di bangku sekolah dasar, ada pula yang sudah remaja tangguh di tingkat penegak. 856 Pramuka Siaga, 522 Pramuka Penggalang, dan 2 Pramuka Penegak ini telah melewati serangkaian ujian, mulai dari keterampilan kepramukaan, kedisiplinan, hingga pengabdian masyarakat.
Bagi sebagian besar, perjalanan ini dimulai bertahun-tahun lalu dari latihan baris-berbaris di lapangan sekolah, kemah di bawah rintik hujan, hingga tugas-tugas sosial yang mengasah jiwa peduli.
Tepat pukul 08.00, suara instruksi dari pemimpin upacara menggema. Semua pasang mata tertuju pada sosok Kak Armuji, Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Surabaya sekaligus Wakil Wali Kota, yang memimpin langsung prosesi pelantikan.

“Pramuka harus selalu menjadi teladan, berperan aktif dalam kegiatan sosial, baik di sekolah, kampung, maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Jadilah generasi yang tangguh, kreatif, dan peduli pada sesama,” pesan Kak Armuji lantang, seolah menyiramkan semangat baru ke setiap telinga yang mendengarnya.
Tepukan tangan dan sorak semangat mengiringi setiap momen ketika tanda Pramuka Garuda disematkan. Ada mata yang berbinar bangga, ada pula yang berkaca-kaca, mungkin teringat perjuangan yang tak mudah hingga tiba di titik ini.
Tidak seperti pelantikan biasanya, prosesi kali ini semakin hidup dengan penampilan yel-yel gabungan dari para pemenang Yel-Yel Scout Ceremony Competition (SCC). Bahkan, seluruh petugas upacara adalah para juara SCC, mulai dari pemimpin upacara hingga pengucap Pancasila dan Dasa Darma.

Hentakan kaki, lantunan yel, dan gerak kompak mereka menjadi simbol bahwa Pramuka Surabaya bukan hanya terampil, tetapi juga penuh kreativitas dan kebersamaan.
Bagi para Pramuka Garuda yang baru dilantik, hari ini bukan akhir dari perjalanan, justru awal untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Menjadi Garuda berarti menjadi teladan, penggerak, dan sahabat bagi siapa saja di sekitarnya.
Saat upacara usai dan barisan mulai bubar, terlihat banyak pelukan hangat, jabat tangan erat, dan senyum penuh arti. Balai Kota Surabaya hari itu bukan hanya saksi pelantikan, tetapi juga saksi lahirnya generasi baru Pramuka Garuda yang siap terbang tinggi membawa nama baik kota dan bangsa.[JP-Red]
— Kontributor Berita : Sutejo – Andalan bidang humas Kwarcab Surabaya —