Jejak Pandoe: Pengumpulan dan Pendistribusian Bantuan Lebaran 1934

Jejak Pramuka – Dalam Majalah HET PADVINDERSBLAD Maret 1934 halaman 42 terdapat jejak pandoe dengan judul Pandoe Indonesia yang memberitakan tentang Pengumpulan dan pendistribusian bantuan Lebaran. Kegiatan yang saat ini bertajuk Pramuka Peduli dan Karya Bakti Lebaran.

Dalam terjemahannya, HET PADVINDERSBLAD yang artinya PANDUAN PRAMUKA – merupakan Majalah Bulanan yang diedit oleh F. J. Van Der Ver dengan alamat kantor redaksinya di Semarang dan alamat kantor administrasinya di Tjiliwoenglan 9 Batavia yang merupakan Majalah Pramuka jilid kedua puluh yang diterbitkan pada bulan Maret 1934.

Dalam narasi yang ditulis berbahasa Belanda ini, diberitakan dengan judul :

Lebaran-inzameling en verdeeling.

In navolging van het voorbeeld van de Paarse van Pandoe Indonesia werd dit jaar troep door de heele afdeeling Bandoeng van Pandoe Indonesia een inzameling ten behoeve van de armen gehouden.

In de plaatselijke Hollandsche, Maleische en Soen-daasche dagbladen werd van dit voornemen kennis de gegeven en vastgestelde dag gingen alle pad-op vinders rond om de bijdragen op te halen van de aan het bestuur opgegeven adressen. Uit de opgaven van adressen kon worden opgemaakt, dat niet naar kleur, noch ras, stand en godsdienst werd gekeken, waar het gold om hulpbehoevenden te helpen.

Tientallen ka-ties rijst stroomden binnen, welke langzamerhand tot pikols aangroeiden, pakjes oude kleeren kwamen bin-welke nen, langzamerhand aangroeiden tot balen. Ook de centen stroomden binnen, eerst druppelsgewijze, langzamerhand vormende guldens, tot eenige tien-tallen guldens toe.

Berikut ini kurang lebih terjemahannya dalam bahasa Indonesia,

Pengumpulan dan pendistribusian bantuan Lebaran.

Mengikuti contoh dari Purple of Pandoe Indonesia, pengumpulan dana untuk kaum dhuafa diadakan oleh seluruh divisi Pandoe Indonesia di Bandung tahun ini.

Surat kabar lokal Belanda, Melayu dan Soen-daasche memberitahukan niat ini dan pada hari yang telah ditentukan, semua pencari bantalan berkeliling untuk mengumpulkan sumbangan dari alamat yang diberikan kepada dewan. Dari daftar alamat yang ada, terlihat bahwa warna kulit, ras, kelas, dan agama tidak menjadi pertimbangan dalam membantu mereka yang membutuhkan.

Puluhan karung beras mengalir masuk, yang lambat laun berkembang menjadi piccolos, bungkusan-bungkusan pakaian bekas masuk, yang lambat laun berkembang menjadi bal. Uang sen juga mengalir masuk, setetes demi setetes, secara bertahap membentuk gulden, hingga beberapa puluh gulden.

Kegiatan Kepandoean Indonesia ditahun 1934 dalam rangka memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan ini diadakan oleh seluruh divisi Pandoe Indonesia Bandung. Dalam berita tersebut juga dijelaskan bahwa barang-barang yang dibagikan tanpa membedakan warna kulit, ras, kelas, dan agama ini diperolah dari pengumpulan dana secara berkeliling. Ada puluhan karung beras, pakaian-pakaian layak pakai dan uang yang terkumpul beberapa gulden.

Jejak-jejak kegiatan kepandoean atau kepramukaan masa lalu, sesungguhnya akan menginspirasi kita untuk terus berbuat kebaikan kepada sesama tanpa pandang bulu. Berbuat baiklah setiap hari dan jadikanlan kebaikan sebagai sebuah kebiasaan.[JP-Red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *