Jejak Pramuka – Kita semua ingin disayangi dan menyayangi. Namun, tak jarang kasih sayang yang diberikan justru berubah menjadi belenggu yang membatasi, bukan kekuatan yang membebaskan.
Banyak orang mengira bahwa menyayangi berarti harus selalu hadir, memenuhi semua keinginan, bahkan menggantikan peran yang seharusnya dijalani sendiri oleh orang yang dicintai. Tanpa sadar, kita menjadi terlalu melayani hingga lupa untuk membekali. Padahal, bentuk cinta yang paling luhur bukanlah memberi kenyamanan tanpa batas, melainkan mempersiapkan mereka agar siap menghadapi hidup dengan keberanian, kemandirian, dan tanggung jawab.
Kasih Sayang Sering Disalahpahami
Kasih sayang sejati sering kali disalahartikan sebagai kewajiban untuk selalu ada, selalu menolong, dan selalu memberi kenyamanan. Banyak orang tua berpikir bahwa tanda cinta adalah dengan memenuhi semua kebutuhan anak, tanpa menyadari bahwa memberi terlalu banyak kenyamanan dapat melahirkan ketergantungan yang merugikan.
Di tempat kerja, pemimpin yang merasa “sayang” pada bawahannya justru sering kali mengambil alih semua pekerjaan dan keputusan, padahal seharusnya membimbing agar timnya bisa mandiri dan tumbuh. Kasih yang seperti ini, meski tampak baik di permukaan, sebenarnya menciptakan individu yang kurang percaya diri dan tidak terbiasa mengambil tanggung jawab pribadi.
Kasih Sayang Sejati Menumbuhkan Keberanian dan Kemandirian
Kasih sayang yang tulus tidak menjadikan seseorang penurut atau penunggu bantuan. Sebaliknya, kasih sejati memberi kepercayaan, ruang untuk belajar, dan dorongan untuk bangkit saat gagal. Anak yang dibesarkan dengan prinsip ini akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, bukan karena selalu dibantu, tetapi karena terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Pemimpin yang baik pun tidak sekadar melindungi, tetapi mempercayakan. Ia memberi kesempatan orang lain untuk belajar, mencoba, dan memperbaiki diri. Kasih sayang model ini justru menciptakan lingkungan yang sehat, di mana setiap orang bertumbuh dengan kesadaran akan peran dan tanggung jawab masing-masing.
Bekal Jauh Lebih Berharga daripada Pelayanan
Memberi bekal jauh lebih bernilai daripada sekadar memberi pelayanan. Bekal berupa pengetahuan, karakter, prinsip hidup, dan kepercayaan diri akan menjadi kompas dalam hidup seseorang. Kasih sayang yang membekali akan hidup lebih lama dari usia kita.
Sebaliknya, jika hanya melayani, kita menciptakan kenyamanan palsu. Seseorang yang terbiasa dilayani tidak akan memiliki daya juang. Ia akan takut mencoba, takut gagal, dan selalu menunggu. Tanpa kita sadari, sikap ini justru bisa menjadi akar dari ketidakmandirian dan rasa tidak berdaya yang terus berulang.
Saatnya Mengubah Cara Kita Menyayangi
Di era yang penuh tantangan ini, kasih sayang harus diselaraskan dengan tanggung jawab dan kemandirian. Ini adalah bentuk cinta yang membangun, bukan melemahkan. Tugas kita bukanlah membuat orang yang kita sayangi selalu merasa nyaman, tetapi membuat mereka cukup kuat untuk menghadapi ketidaknyamanan hidup.
Mari mulai dari hal-hal sederhana: ajak anak untuk mandiri sejak dini, dorong pasangan untuk bertumbuh bersama, dan bimbing rekan kerja agar mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Kita bisa menjadi sosok yang penuh kasih sekaligus membentuk pribadi yang tangguh.
Penutup: Cinta yang Membekali Akan Hidup Lebih Lama
Karena pada akhirnya, kita tidak akan selalu ada. Tapi bekal yang kita tanamkan—nilai, keberanian, akhlak, dan kemandirian—akan tinggal bersama mereka selamanya. Maka, jika benar mencintai, ajarkan mereka berdiri sendiri. Jika benar menyayangi, bantu mereka menjadi versi terbaik dirinya, bukan versi yang terus bergantung pada orang lain.
Kasih sayang bukan berarti terus memeluk erat, tapi merelakan mereka melangkah, percaya bahwa mereka mampu menapaki hidup dengan kekuatan yang telah kita tanamkan. Itulah kasih sayang yang tidak hanya menguatkan, tapi juga memuliakan.[JP-Red]
Ditulis oleh : Uays Hasyim, SE., MM., CT.HLC., CPS – Pimpinan Redaksi jejakpramuka.com, Pendiri SIKAP PANDUNATA (Sekolah Inspirasi Kepribadian Akhlak Perilaku), Pendiri Program ESCYMO atau Eco Scouting Cyber Movement;