Kaderisasi Lemah, Kwartir Lumpuh: Saatnya Transformasi Gerakan Pramuka

Jejak Pramuka – Kwartir Gerakan Pramuka memegang peran sentral dalam memastikan keberlangsungan nilai-nilai kepanduan. Namun, bagaimana kita bisa menjamin bahwa kwartir menjalankan tugasnya dengan optimal? Menurut Presiden Rumah Kepanduan, Mohamad Arif Fajartono, kinerja pengurus kwartir dapat diukur melalui tiga level kemampuan yang menggambarkan kualitas kaderisasi organisasi.

Level 1: Pasif dan Bergantung pada Instruksi Pada level ini, pengurus hanya menunggu instruksi tanpa pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawabnya. Kondisi ini mencerminkan lemahnya kaderisasi serta kurangnya efektivitas pelatihan yang dijalankan. Akibatnya, kwartir menjadi stagnan, tidak mampu merespons kebutuhan gerakan maupun tantangan zaman.

Level 2: Berinisiatif dan Solutif Di level menengah, pengurus mulai menunjukkan inisiatif dengan melakukan analisis terhadap situasi dan menawarkan solusi kegiatan. Ini adalah indikator bahwa proses kaderisasi mulai berjalan. Meski demikian, tanpa dorongan untuk melangkah lebih jauh, perkembangan organisasi tetap terbatas.

Level 3: Mandiri dan Transformasional Level tertinggi menunjukkan kondisi organisasi yang sehat. Di sini, pengurus tidak hanya proaktif, tetapi juga mampu melakukan transformasi total. Mulai dari perencanaan strategis, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan, hingga evaluasi, semuanya dilakukan secara mandiri dengan visi yang jelas untuk kemajuan Gerakan Pramuka.

Mengapa Kaderisasi yang Kuat Penting? Lemahnya kaderisasi mengakibatkan kwartir kehilangan arah dan daya inovasi. Padahal, tantangan Gerakan Pramuka terus berkembang, mulai dari perubahan teknologi hingga kebutuhan generasi muda yang semakin dinamis. Organisasi yang tidak mampu bergerak pada level transformasional berisiko mengalami kelumpuhan, kehilangan relevansi, dan akhirnya ditinggalkan oleh anggotanya.

Peran Rumah Kepanduan dalam Mendorong Transformasi Sebagai mitra strategis, Rumah Kepanduan hadir dengan komitmen untuk mendukung kwartir mencapai level tertinggi. Melalui pendekatan konsultasi, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia, organisasi ini memberikan solusi nyata bagi kwartir yang ingin bertransformasi. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan teknis, tetapi juga membangun budaya kerja kolaboratif dan inovatif.

Momentum untuk Berbenah Transformasi kwartir tidak bisa terjadi secara instan. Dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan dukungan dari seluruh elemen Gerakan Pramuka. Dengan memperkuat kaderisasi, kita tidak hanya membangun organisasi yang tangguh, tetapi juga memastikan bahwa semangat kepanduan tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.[JP-Red]

Opini ini ditulis oleh : Kak Mohamad Arif Fajartono, SST., M.Med.Kom – Presiden Rumah Kepanduan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *